doa dan tafsir al quran

islam adalah agama universal dan rahmatan lil alamin. berbahagialah kita menganut agama islam disini terdapat petunjuk nyata di dalam kehidupan sehari hari dan di akhirat kelak.

Selasa, 11 Agustus 2015

Wanita yang tidak boleh dinikahi


228
"Wanita-wanita yang ditalak, hendaklah menahan diri (menunggu selama) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan, apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujuknya, dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) itu menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang, dengan kewajibannya, menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya. Dan Allah Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana." – (QS.2:228)
وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ ثَلاثَةَ قُرُوءٍ وَلا يَحِلُّ لَهُنَّ أَنْ يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِنْ كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلاحًا وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Wal muthallaqaatu yatarabbashna bianfusihinna tsalaatsata quruu-in walaa yahillu lahunna an yaktumna maa khalaqallahu fii arhaamihinna in kunna yu'minna billahi wal yaumi-aakhiri wabu'uulatuhunna ahaqqu biraddihinna fii dzalika in araaduu ishlaahan walahunna mitslul-ladzii 'alaihinna bil ma'ruufi wali-rrijaali 'alaihinna darajatun wallahu 'aziizun hakiimun
229
"Talak (yang dapat dirujuk) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi, dengan cara yang ma'ruf, atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali, sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya kuatir, tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu kuatir, bahwa keduanya (suami-istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya, tentang bayaran yang diberikan oleh istri, untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang zalim." – (QS.2:229)
الطَّلاقُ مَرَّتَانِ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ وَلا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَأْخُذُوا مِمَّا آتَيْتُمُوهُنَّ شَيْئًا إِلا أَنْ يَخَافَا أَلا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلا يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا فِيمَا افْتَدَتْ بِهِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَعْتَدُوهَا وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Ath-thalaaqu marrataani faimsaakun bima'ruufin au tasriihun biihsaanin walaa yahillu lakum an ta'khudzuu mimmaa aataitumuuhunna syai-an ilaa an yakhaafaa alaa yuqiimaa huduudallahi fa-in khiftum alaa yuqiimaa huduudallahi falaa junaaha 'alaihimaa fiimaaaftadat bihi tilka huduudullahi falaa ta'taduuhaa waman yata'adda huduudallahi fa-uula-ika humuzh-zhaalimuun(a)


230
"Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya, hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) untuk kawin kembali, jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui." – (QS.2:230)
فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلا تَحِلُّ لَهُ مِنْ بَعْدُ حَتَّى تَنْكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ فَإِنْ طَلَّقَهَا فَلا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَنْ يَتَرَاجَعَا إِنْ ظَنَّا أَنْ يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Fa-in thallaqahaa falaa tahillu lahu min ba'du hatta tankiha zaujan ghairahu fa-in thallaqahaa falaa junaaha 'alaihimaa an yataraaja'aa in zhannaa an yuqiimaa huduudallahi watilka huduudullahi yubai-yinuhaa liqaumin ya'lamuun(a)

234
"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan istri-istri, (hendaklah para istri itu) menangguhkan dirinya (ber-iddah (selama)) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis masa iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali), memberikan mereka (hak untuk) berbuat terhadap diri mereka (sendiri), menurut yang patut. Allah mengetahui, apa yang kamu perbuat." – (QS.2:234)
وَالَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْكُمْ وَيَذَرُونَ أَزْوَاجًا يَتَرَبَّصْنَ بِأَنْفُسِهِنَّ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا فَعَلْنَ فِي أَنْفُسِهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Waal-ladziina yutawaffauna minkum wayadzaruuna azwaajan yatarabbashna bianfusihinna arba'ata asyhurin wa'asyran fa-idzaa balaghna ajalahunna falaa junaaha 'alaikum fiimaa fa'alna fii anfusihinna bil ma'ruufi wallahu bimaa ta'maluuna khabiirun

004
"Dan perempuan-perempuan yang putus-asa dari haid di antara perempuan-perempuanmu, jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusan-nya." – (QS.65:4)
وَاللائِي يَئِسْنَ مِنَ الْمَحِيضِ مِنْ نِسَائِكُمْ إِنِ ارْتَبْتُمْ فَعِدَّتُهُنَّ ثَلاثَةُ أَشْهُرٍ وَاللائِي لَمْ يَحِضْنَ وَأُولاتُ الأحْمَالِ أَجَلُهُنَّ أَنْ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا
Wal-laa-ii ya-isna minal mahiidhi min nisaa-ikum iniirtabtum fa'iddatuhunna tsalaatsatu asyhurin wal-laa-ii lam yahidhna wa-uulaatul ahmaali ajaluhunna an yadha'na hamlahunna waman yattaqillaha yaj'al lahu min amrihi yusran

010
"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui, bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka, kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu, dan orang-orang kafir itu tiada halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu mengawini mereka, apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana." – (QS.60:10)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ وَآتُوهُمْ مَا أَنْفَقُوا وَلا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَلا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَاسْأَلُوا مَا أَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْأَلُوا مَا أَنْفَقُوا ذَلِكُمْ حُكْمُ اللَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Yaa ai-yuhaal-ladziina aamanuu idzaa jaa-akumul mu'minaatu muhaajiraatin faamtahinuuhun-nallahu a'lamu biiimaanihinna fa-in 'alimtumuuhunna mu'minaatin falaa tarji'uuhunna ilal kuffaari laa hunna hillun lahum walaa hum yahilluuna lahunna waaatuuhum maa anfaquu walaa junaaha 'alaikum an tankihuuhunna idzaa aataitumuuhunna ujuurahunna walaa tumsikuu bi'ishamil kawaafiri waasaluu maa anfaqtum walyasaluu maa anfaquu dzalikum hukmullahi yahkumu bainakum wallahu 'aliimun hakiimun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar